Membangun rasa percaya diri pada diri sendiri


Saya memiliki cerita yang berhubungan dengan tema tugas softskill yaitu “Membangun rasa percaya diri pada diri sendiri". Pada waktu saya masih berada di Sekolah Menengah Pertama saya mengikuti ekstrakulikuler Bela Diri yaitu, Karate. Pada waktu penerimaan siswa baru saya diberikan amanah oleh Senpai (Pelatih) untuk mengikuti demo ekskul. Demo ekskul adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memperlihatkan dan menunjukkan kelebihan dari suatu organisasi yang telah berdiri dan memiliki tujuan untuk mengajak seseorang agar bergabung dengan organisasi yang telah memperliharkan kelebihannya. Senpai memerintahkan saya agar saya mengikuti demo dari awal hingga akhir. Dan saya pun menyetujuinya.
Tidak sampai disitu, Senpai menunjuk saya untuk beraksi di depan ratusan siswa baru. Saya diberi amanah untuk beraksi untuk memecahkan sebuah es balok dengan satu tangan. Di beri amanah untuk melakukan itu, pada saat itu saya masih belum percaya diri untuk melakukannya. Namun, saya meyakinkan diri dan harus percaya diri untuk bisa melakukan itu di depan ratusan siswa baru. Saat saya melakukan itu yang berada di tengah lapangan, saya merasa gugup, dan tidak percaya diri karena saya takut tidak bisa melakukan itu. Dan waktu saya dimulai. Saya mencoba untuk memukul sebuah balok es tersebut, namun gagal. Dan saya mencoba kembali namun gagal. Dan hingga percobaan ketiga pun saya kembali gagal.
Saya sedih karena telah gagal untuk membuat kagum diri sendiri, Senpai, teman-teman dan para siswa baru. Setelah selesai demo saya pun kembali keruangan tempat kami berlatih sebelumnya. Disana Senpai pun berkata “Sudah, tidak apa-apa, besok kamu coba lagi ya”. Dari sana pun saya berfikir “Ok, aku harus bisa untuk percobaan selanjutnya, aku harus percaya pada diri sendiri dan harus percaya kalau kamu itu bisa seperti teman-teman yang sudah pernah melakukannya”. Mulai saat itu setiap saya berlatih saya mencoba membenarkan teknik posisi tangan yang pas untuk bisa memecahkan sebuah balok es.
Beberapa bulan kemudian saya ujian kenaikan sabuk. Ujian sabuk ini diadakan atau diselenggarakan di halaman sebuah kantor Pemerintah Daerah bukan di sekolah karena ujian sabuk ini berlaku untuk semua sekolah yang memiliki ekskul Karate dengan nama organisasi yang sama. Setelah saya mencoba berlatih teknik yang harus dilakukan untuk memecahkan sebuah balok es, Senpai kembali memerintahkan saya untuk kembali memecahkan balok es. Saya memiliki masalah yang besar karena, saya tidak melakukan itu di sekolah. Namun, saya harus melakukan itu di halaman yang bisa disaksikan oleh masyarakat yang sedang melewati tempat itu.
Saya merasa tidak percaya diri karena harus melakuakan aksi itu dikarenakan saat saya melakukan itu saya pasti di saksikan oleh masyarakat yang melewati tempat itu. Namun seketika percaya diriku mulai membara. Yang membuat percaya diri saya muncul ialah pada saat kedua orang tua dan adikku sedang menyaksikanku saat itu. Diri saya berkata “Kamu harus percaya diri apalagi sedang dilihat oleh kedua orangtua dan adikmu, kamu tidak boleh mengecewakan mereka dan kamu harus membuat mereka bangga akan kemampuanmu. Walaupun mungkin hal itu tidak terlalu besar untuk dibanggakan untukmu mungkin menurut mereka itu adalah hal yang besar karena tidak semua orang bisa memecahkan balok es”.
Saya mulai percaya diri untuk memecahkan balok es. Karena percaya diri saya sudah mulai tinggi, saya mencoba memecahkan 1 balok es dan ternyata saya berhasil. Lalu, Senpai mencoba membujuk saya untuk memecahkan 2 buah es balok. Dan percobaan kedua saya berhasil. Hal tersebut adalah hal yang membuat saya bahagia karena, saya sudah berhasil melewati tantangan yang diberikan oleh Senpai kepada saya. Dan memecahkan balok es adalah hal yang mungkin tidak akan saya lupakan.
Menurutku untuk bisa membangun rasa percaya diri pada diri sendiri itu bisa melalui beberapa metode. Yang pertama, kamu harus yakin pada dirimu sendiri kalau kamu bisa melakukannya dan kamu harus berbicara pada dirimu sendiri, kalau kamu harus yakin bisa melakukan hal yang belum kamu kuasai sebelumnya. Yang kedua, adalah semangat dan daukungan dari orangtua. Yang ketiga ialah semangat dan dukungan dari Senpai (Pelatih) saya yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan hal yang saya tidak bisa namun Senpai yakin dan meyakinkan saya kalau saya itu pasti bisa. Dan yang terakhir adalah semangat dan dukungan dari teman-teman saya yang mengikuti bela diri tersebut.
“Yakinkanlah pada dirimu sendiri bahwasanya kamu bisa melakukan hal yang tidak biasa bagimu. Kamu akan bangga pada dirimu sendiri jika kamu sudah berhasil melewati itu semua."

Comments